Cinta … Mungkin
itu adalah satu kata yang sedang gue benci saat ini. Iya, gue benci dikala gue
sedang jatuh cinta. Jatuh cinta membuat gue seakan-akan menjadi seorang
pecundang. Memberikan segala yang gue punya untuk ‘dia’, meluangkan semua waktu
senggang gue buat ‘dia’, menghabiskan pulsa gue buat ‘dia’, bahkan rela
mengorbankan sahabat-sahabat gue demi ‘dia’. Mungkin emang bener kata orang,
bahwa cinta butuh pengorbanan. Tapi, adilkah jika hanya satu pihak yang
berkorban, sedangkan pihak lain menikmatinya ? Jujur, gue termasuk orang yang
susah buat jatuh cinta. Tapi, disaat gue udah jatuh cinta, gue akan jatuh
terlalu dalam, dan susah untuk bangkit kembali disaat gue udah disakiti.
Hari pertama
sekolah, dimana gue pertama melihat (sebut saja) Yuki, semuanya berjalan biasa
saja. Ga ada hal istimewa yang dimiliki Yuki. Gue cuek, gue acuh. Bahkan ketika
Yuki dekat dengan temen gue, Indra. Ga ada rasa cemburu sedikit pun. Semuanya
baik-baik aja saat itu.
Mungkin rasa sayang
gue mulai muncul ketika Yuki curhat sama gue tentang gebetan barunya, Beni.
Setiap harinya gue selalu membantu Yuki agar lebih dekat dengan Beni, hingga
suatu hari mereka akhirnya jadian. Gue masih menganggap Yuki sebagai sahabat,
dan rasa cemburu gue, masih bisa gue tutupin.
Berbulan-bulan
berlalu. Curhatan cinta Yuki saat itu telah berubah menjadi curhatan sedih.
Beni yang dulunya perhatian, kini berubah cuek. Beni dikabarkan dekat dengan
seorang kakak kelas. Jujur, saat itu gue ga tega liat Yuki sedih dan menangis
karena Beni. Saat itu gue selalu support Yuki buat mempertahankan hubungan
mereka, meskipun dalam hati gue selalu berharap mereka lekas putus.
Yuki berhasil
mempertahankan hubungan mereka selama beberapa bulan setelah perubahan sikap
Beni, tapi Beni berpendapat lain. Hubungan mereka berakhir karena Beni merasa
tidak nyaman dengan hubungan mereka. Yuki menangis. Gue turut bersedih, namun
disisi lain gue juga bahagia. Ini adalah lampu hijau buat gue untuk membina
hubungan lebih dekat dengan Yuki, lebih dari sekedar sahabat…
Sejak Yuki dan
Beni putus, setiap harinya gue rutin mengirimkan sms basa-basi ke Yuki, seperti
“Lagi ngapain ?”, “Udah maem belum ?”, selayaknya orang-orang di masa
pendekatan. Yuki merespon positif semua itu. Gue merasa nyaman. Hingga suatu
hari, gue meminjam HP Yuki, dan dengan ke-kepo-an gue, gue membaca semua sms
dan bbm yang ada di HP Yuki. Betapa rusaknya mood gue saat itu setelah gue
membaca bbm dari seorang cowok yang berusaha deketin Yuki juga. Sebut saja
Yuda.
Gue merasa
kemunculan Yuda mengancam keberadaan gue, meskipun Yuki mengaku hubungan mereka
hanyalah sekedar berteman. Gue akhirnya tetap melanjutkan tekad gue untuk
mendekati Yuki. Kepercayadirian gue semakin pudar, ketika gue melihat
capture-an chat-chat antara Yuki dan Yuda di galeri foto HP Yuki. Jujur, saat
itu gue berpikiran negative. Gue menyangka hati Yuki lebih ke Yuda,
dibandingkan ke gue. Gue galau beberapa hari karena itu.
Gue merenungkan
diri beberapa hari dikamar gue. Seakan-akan semuanya bangkit kembali, gue
akhirnya memberanikan diri mengajak Yuki nonton. Ternyata gue dan Yuda
sama-sama mengajak Yuki menonton film yang sama, dan di hari yang sama. Gue
tau, Yuki pasti bimbang. Yuki akhirnya memilih nonton bersama gue hari itu. Gue
seneng, dan jingkrak-jingkrak dikamar.
Sore itu, gue
jemput Yuki kerumahnya. Sebenernya Yuki melarang gue untuk datang kerumahnya,
karena jarak dari rumah gue ke rumah Yuki yang lebih dari 20km. Tapi gue ga
peduli seberapapun jauhnya. Gue tetep jemput Yuki. Kita tiba di bioskop kurang
lebih 20 menit sebelum film dimulai. Setiap detik disana berasa sangat berkesan
bagi gue. Senyumnya, tawanya, adalah satu-satunya moodbooster gue saat itu. Gue
merasa, gue emang cinta sama Yuki.
Film dimulai.
Gue dan Yuki tertawa terbahak-bahak menonton setiap adegan film itu. Gue
memandangi wajah dengan tawa Yuki secara diam-diam ditengah gelapnya bioskop.
“Awesome” pikir gue. Entah kenapa, dipertengahan film, suasana bioskop sangat
dingin. Yuki dan gue kedinginan disitu. Kami berpelukan di 30menit terakhir
akibat dinginnya malam itu. Betapa
bahagianya gue saat itu.
Sebelumnya, gue
udah pernah nyatain cinta gue ke Yuki. Tapi, “Belum ada yang bisa gantiin Beni
dihati aku,” kata Yuki. Gue tetep berjuang, gue tetep mengejar, dan gue akan
menunggu hati Yuki bisa menerima gue. Beberapa minggu setelah gue nyatain cinta
gue ke Yuki, ditengah-tengah percakapan kita via sms, Yuki mengirimkan sesuatu
ke gue,
“Apa bener kamu
mau nungguin aku ? Sampe kapan ? Kamu ga usah nungguin aku, nanti kamu sakit,”
Beberapa kalimat
dalam pesan itu menggetarkan hati gue dan membuat gue down. Disaat gue udah
terbang tinggi, tiba-tiba gue terjatuh, dan ga ada yang menyelamatkan. Gue akhirnya menjauh dari Yuki.
Sahabat-sahabat gue ga ada yang tau, apa alasan gue menjauhi Yuki saat itu.
Berkali-kali Yuki mengirimkan pesan, bahkan bertanya langsung ke gue, tapi ga
pernah gue jawab. Sahabat-sahabat gue, bahkan sahabat-sahabat Yuki bilang gue
jahat. Mereka melihat kesedihan Yuki disaat Yuki menyapa gue, dan gue cuek.
“Siapa sih yang
ga sakit, kalo orang yang kita sayang menjauh ? Dia sayang sama kamu tau” kata
Shinta. Gue ga begitu jelas mendengar apa kata Shinta saat itu. Shinta adalah
salah satu sahabat dekat Yuki. Kata-kata Shinta itu membuat gue jenuh dan
galau. Apa yang harus gue lakukan ?
Gue tetep
menjauhi Yuki, hingga suatu hari Yuki pergi liburan ke Singapura.
“Safe flight ya,
Ki. Aku ga bakal pernah bisa bohongin perasaanku ke kamu. I never stopped
loving you, I just stopped showing it.” Kata gue ke Yuki via sms.
“Kenapa kamu
baru bilang, disaat aku udah sama dia ? Aku ga pernah ada maksud php-in kamu,
karena aku juga nyaman sama kamu, tapi kamunya yang tiba-tiba menjauh. Sakit
rasanya liat sikapmu cuekin aku kaya gini,” jawab Yuki via sms.
Saat itu gue
sadar. Yuki ternyata udah jadian sama Yuda. Hati gue hancur. Ingin rasanya gue
membalas sms itu dengan, “MANA ? KATANYA CUMA TEMEN ? HAHA KAMU NYURUH AKU
GAUSAH NUNGGUIN KAMU, YAUDAH AKU PERGI, TAPI… AAAAH!!!” Disitu gue sadar, gue
ga berhak, dan ga akan pernah bisa mengulang waktu. Berusaha buat berpikir
bahwa berarti Yuki bukan jodoh gue, tapi tetep ga bisa. Hati gue tetap merasa
ini semua ga adil. Berhari-hari gue galau di twitter. Semua tweet gue tentang
Yuki. Yuki merasa bersalah, tetapi gue tetep bilang kalo gue fine-fine aja.
Yuki sudah
kembali dari Singapura. Gue tetap menjauhi Yuki. Meskipun Yuki berusaha buat
ngomong sama gue, tapi gue tetap menjauh. Gue sadar, gue emang kaya anak-anak.
Tapi inilah gue. Gue punya cara sendiri buat move on.
Perpisahan kelas
gue malam itu ada sesi pesan dan kesan. Setiap anak menyampaikan pesan dan
kesannya selama menjadi kelas X2. Saat giliran gue …
“Terimakasih
buat semua temen-temen yang udah bantuin aku selama ini, buat hafizh yang udah
ngajarin dan ngasi nyontek, buat ‘Genk’ ku yang selalu nemenin kemana aja, dan
sebenernya ada satu orang lagi yang pengen aku sebutin, tapi males,”
Sahabat-sahabat gue tau siapa yang gue maksud. Iya, Yuki lah yang gue maksud.
Selang beberapa menit, kini giliran Yuki…
“Terimakasih
semua temen-temen buat hari-harinya selama setahun ini, Shinta, Febby, makasih.
Dan buat (nama gue), maafin aku, selama ini aku ga pernah ada maksud php,
sebenernya aku juga nyaman sama kamu, tapi kamunya aja yang tiba-tiba
menghilang,” Yuki menangis saat itu. Mood gue langsung berubah. Jujur, gue
cerita ke Amy bahwa gue ga suka privasi gue diumbar gitu, dan gue bilang
setelah Yuki mengumbar semuanya, gue badmood. Satu kelas tau masalah gue.
Gue merasa
kejam. Entah Yuki menangis karena gue, atau Yuki menangis bersama teman-teman karena kita akan
berpisah. Itu yang gue pikirin. Hingga saat ini, gue terus mencoba melupakan
Yuki, tapi tetep ga bisa. Gue berharap Yuki bahagia bersama Yuda, dan enjoy hubungan
mereka tanpa terganggu oleh kehadiran gue. Manis, asem, dan asin telah gue
rasakan dalam proses mendekati Yuki. Iya, rasanya kaya ngemut permen Nano Nano.
Gue akan berusaha berpikir bahwa cinta ga harus memiliki, dan Yuki ga harus
menjadi milik gue. Perjuangan gue mendekati Yuki akan gue jadikan pengalaman.
Oke readers gue yang tidak setia, ini True Story
‘serius’ gue yang pertama. Mungkin kalo Yuki ga umbar masalah ini di perpisahan
kelas gue malam itu, Nano Nano Love Story ini ga akan gue posting :))
Mampir Kesini
BalasHapusMampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Mampir Kesini
Lucky Seven Casino opens at Wynn Hotel, Macau
BalasHapusLucky 경상남도 출장마사지 Seven Casino opened its first casino 광명 출장샵 in Macau this past 제천 출장안마 July as it opened its first major expansion since opening its 대전광역 출장안마 doors back in 2006. 충청북도 출장샵